Minggu, 13 Januari 2013

Tradisi Perang Pandan

TRADISI PERANG PANDAN

Bali memiliki berbagai jenis tradisi dan keanekaragaman budaya. kali ini saya akan memberi informasi tentang Tradisi Perang Pandan. Tradisi ini sudah turun temurun dilaksanakan oleh warga di desa Tenganan yaitu sebuah desa Bali Aga yang berada di kabupaten Karangasem, Bali.  Tradisi perang pandan atau dalam bahasa Bali disebut dengan Mekare-kare dilakukan oleh pemuda dengan berpakaian adat Bali dengan bertelanjang dada. Tradisi ini diawali dengan melakukan ritual mengelilingi desa untuk memohon perlindungan dan keselamatan untuk sukses acara ini diselenggarakan.

Alat utama dalam tradisi ini adalah Tameng / perisai yang biasanya terbuat dari bambu atau rotan dan daun pandan yaitu tumbuhan semak yang daunnya memiliki duri-duri yang sangat tajam.  Acara ini dilakukan oleh sepasang pemuda yang satu sama lainnya saling menjadi lawan mirip dalam pertandingan olah raga tinju dan ada seseorang yang bertugas untuk memimpin jalannya pertandingan layaknya wasit. Pertandingan akan berakhir setelah salah satu peserta sudah menyerah atau dirasa sudah cukup oleh pemimpin pertandingan. Karena tajamnya duri pandan yang dipakai dalam tradisi ini maka hampir semua peserta akan tergores dan mengucurkan darah, setelah acara selesai semua peserta akan diobati dengan obat tradisional yang telah disiapkan dan biasanya terbuat dari parutan kunyit dengan ditambahkan minyak kelapa. Akhir dari tradisi ini adalah peserta maupun masyarakat desa akan menyantap hidangan yang telah tersedia secara bersama-sama (megibung) dan disini terlihat kebersamaan dan kebahagian yang begitu kental.

0 komentar:

Posting Komentar